Senin, 15 September 2014

Pemkot Jaksel Melalui Sudin Sosial Berikan Pemahaman Bahaya HIV dan Aids

Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Selatan tak henti-hentinya memberikan pencerahan-pencerahan terhadap warga masyarakat mengenai bahaya HIV dan Aids di lingkungan Kota Administrasi Jakarta Selatan. Dalam hal ini, melalui Suku Dinas Sosial Kota Administrasi Jakarta Selatan yang bekerjasama dengan Komisi Penanggulangan Aids dan Badan Narkotika Nasional Kota Administrasi Jakarta Selatan menyelenggarakan Kegiatan Peningkatan Pemahaman Penanggulangan IMS, HIV dan Aids Tahun 2014 pada Senin, 15 September 2014 di Sotis Hotel Jl. Falatehan Blok M Jakarta Selatan. Turut hadir Stevanus Pejabat Suku Dinas Sosial Jakarta Selatan beserta jajarannya, dr. Laksmi Banawat Dokter Poliklinik Walikota Jakarta Selatan, A Halil NST Unsur BNN Jakarta Selatan, Sri B Hindrati Khotimah, S. Sos Unsur KPAI Jakarta Selatan, Seksi Sosial Kecamatan Se Jakarta Selatan, OKP/Ormas/LSM Se Jakarta Selatan, dan Komunitas Mantan Pecandu. Stevanus, Pejabat Suku Dinas Sosial sebagai penyelenggara kegiatan tersebut mengatakan seperti diketahui bersama bahwa HIV dan Aids adalah suatu penyakit yang meresahkan di masyarakat. Hingga kini, menurut sumber data Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta sudah 6000-7000 jumlah penderita HIV dan Aids di wilayah kota Jakarta. “Melihat kasus tersebut Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Selatan melalui Suku Dinas Sosial Jakarta Selatan terus berusaha memberikan pemahaman kepada masyarakat dengan harapan dapat meminimalisir penderita HIV dan Aids,” jelasnya. Menurutnya dengan diselenggarakannya kegiatan ini diharapkan semua peserta yang terdiri dari tokoh pemuda dan tokoh masyarakat dapat mengikuti serta dapat pula menyampaikan atau memberikan sosialisasi kepada masyarakat dilingkungannya masing-masing mengenai bahaya HIV dan Aids. Mudah-mudahan laju penularan HIV dan Aids ini dapat dibatasi karena penderitanya sangatlah susah dideteksi secara phisik. “Namun, melalui penyuluhan dan Peraturan Daerah yang mengatur dalam hal penularan HIV dan Aids kedepan akan terus intens,” tegasnya. dr. Laksmi Banawat Dokter Poliklinik Walikota Jakarta Selatan narasumber pertama dalam kegiatan ini memaparkan bahwa bicara HIV dan Aids tak terlepas dari bicara narkotika dan seks bebas. Maka dalam hal narkotika dapat digolongkan menjadi 3 (tiga) golongan, yakni golongan 1 (satu) : ganja, heroin, putauw, dll, golongan 2 (dua) : morfin, peridina, metadona, dll, golongan 3 (tiga) : kodeina, propiran, dll. “Perlu diketahui bersama bahwa obat-obatan bila digunakan secara benar akan menjadi manfaat bagi pengguna. Namun, bila disalahgunakan akan menjadi mudharat bagi pengguna dan bias mendekatkan dengan kematian,” paparnya. Dikesempatan yang sama, A Halil NST Unsur BNN Jakarta Selatan narasumber kedua mengatakan bahwa narkoba merupakan salah satu pintu gerbang penularan virus HIV dan Aids. Penyebab yang lebih dominan adalah jarum suntik yang akan menyebabkan HIV dan Aids dan Hepatitis. Dan hampir 40 % pengguna narkoba terjangkit penyakit hepatitis serta lebih meningkatnya hubungan seks bebas dan prostitusi terselubung. “Dengan demikian bisa dikatakan bahwa omset Bandar narkoba meningkat fantastis, penghasilannya berkisar 50 Trilyun per tahun yang mengakibatkan menjamurnya para sindikat narkoba,” tandasnya. Sri B Hindrati Khotimah, S. Sos Unsur KPAI Jakarta Selatan narasumber terakhir menambahkan bahwa HIV adalah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia. HIV menular melalui darah, air mani, cairan vagina, ASI. Dari HIV positif menjadi Aids dapat melalui beberapa periode, periode jendela 3-6 bulan, HIV positif 3-10 tahun, Aids 1-2 tahun. “Oleh karena itu diharapkan kepada masyarakat untuk segera melaksanakan pendegahan secara dini dengan berkonsultasi kepada Puskesmas Kecamatan diwilayah Provinsi DKI Jakarta melalui Unit Layanan HIV dan Aids Provinsi DKI Jakarta,” imbuhnya. (ziz)

Muswil DPW BKPRMI Provinsi DKI Jakarta

Minggu, 14 September 2014

Muswil DPW BKPRMI DKI Jakarta


Mari Satukan Barisan Dalam Urusan Kemasjidan Di Provinsi DKI Jakarta

Ketua umum atau pimpinan umum di organisasi apapun kalau tidak ditopang dengan kepengurusan dan steakhoulder yang kuat, saya pikir sia-sia. Kita bisa analogikan dengan ilmu sapu lidi misalnya, kalau sendiri atau satu gampang patah dan bila semua kita rapatkan barisan untuk bicara tentang kemasjidan. “Dimanapun kita berada harus terus berusaha untuk perubahan dalam pengelolaan masjid akan terwujud lebih baik di ibukota Jakarta,” kata Akhi Zuhdi Ketua Umum terpilih DPW BKPRMI Provinsi DKI Jakarta Periode 2013-2016 menggantikan Akhi Agus Sudono dalam Muswil DPW BKPRMI Provinsi DKI Jakarta pada Sabtu-Minggu, 13-14 September 2014 di PHI Cempaka Putih Jakarta Pusat. Turut hadir Abangda H. Said Aldi Alidrus Ketum DPP BKPRMI beserta jajarannya, Akhina Agus Sudono Ketum DPW BKPRMI Provinsi DKI Jakarta Periode 2010-2013 beserta jajarannya, Ketum DPD BKPRMI di 5 (lima) wilayah Provinsi DKI Jakarta ditambah 1 (satu) Kabupaten Kepulauan Seribu beserta jajarannya, Bung Rhendika Anggota DPRD DKI Jakarta, Unsur Kesbangpol DKI Jakarta, Unsur Kanwil Kemenag DKI Jakarta beserta jajarannya, serta utusan OKP/Ormas/LSM Se Provinsi DKI Jakarta. Dijelaskannya bahwa tantangan kita besar dan berat, maka kita harus mengawal dengan sikap yang kontruktif dan progresif tentang perbaikan akidah, apalagi mengenai kemasjidan. Oleh karena itu kepada DPD dan DPK serta remaja Masjid di Provinsi DKI Jakarta untuk kita bertanya pada diri sendiri bahwa betulkah kita sebagai refresentasi dari pada pemuda/remaja masjid di Provinsi DKI Jakarta. “Ini adalah menjadi tanggung jawab kita sebagai pemuda remaja masjid,” jelasnya. Jujur bahwa OKP/Ormas/LSM yang lain dimana saya turut berperan aktif rerkadang dalam bertanggung jawab secara horizontal, tapi di BKPRMI yang fokus terhadap kemasjidan ditambahi dalam bentuk jawab secara vertikal kepada Allah SWT. “Saya mohon dan berharap besar bahwa saya banyak kekurangan banyak kekeliruan dan ilmu yang masih kurang berikan masukan dan saran serta bimbingan dari para senior-senior dan mudah-mudahan kita lebih memantapkan dinamika organisasi kemasjidan ke depan,” tambahnya. (ziz)

Jumat, 12 September 2014

BKPRMI





Bangsa Indonesia Mempunyai Karakter Tersendiri

(BULETIN BKPRMI, Bogor) Komponen suatu Negara yang berazaskan Demokrasi yaitu terdiri dari komponen Eksekutif, Legislatif, dan Yudikatif. Demokrasi itu sendiri berasal dari dua kata, Demos artinya Rakyat dan Kratos artinya Pemerintah. “Jadi Demokrasi tak bias terlepas dari Rakyat dan Pemerintah,” kata HM. Ashraf Ali, B.AC, SH Anggota DPRD DKI Jakarta pada kegiatan Peningkatan Implementasi Nilai-Nilai Ideologi Politik Pancasila yang diselenggarakan oleh kantor Kesatuan Bangsa dan Politik Jakarta Selatan dengan peserta para tokoh OKP/Ormas/LSM Se Jakarta Selatan 10-12 September 2014 di Hotel Purnama Puncak, Bogor, Jawa Barat. Dijelaskannya bahwa bangsa Indonesia mempunyai karakter tersendiri dengan banyak dan beragamnya etnis. Oleh karena itu, para pendiri bangsa Indonesia sepakat dan suatu “harga mati” bagi Pancasila sebagai ideologi bangsa Indonesia. Ketika kita bicara Demokrasi, rakyat memilih pemimpin dan wakil rakyat sebagai wakilnya yang terus menyuarakan satu suara yakni “kesejahteraan masyarakat”. “Hal tersebut adalah sebagai bentuk pertanggungjawaban publik terhadap masyarakat yang telah memilihnya,” jelasnya. Menurutnya bangsa Indonesia kini bagaikan perahu yang terombang-ambing ditengah lautan, tak tentu arah dan tujuan. Oleh karena sebagian masyarakatnya telah terjangkiti virus ideologi “sekuler” yang terus gencar menggrogoti ditengah-tengah masyarakat Indonesia. Namun demikian harapan harus terus kita bangun bersama bahwa suatu saat Indonesia akan menjadi bangsa dan Negara yang adil dan makmur karena kekayaan alamnya sangat kaya, mulai dari air, tanah, udara dan lain sebagainya ada dan tumbuh subur di republic tercinta ini. “Kita “wajib” bangga menjadi warga Negara Indonesia, karena Indonesia adalah Negara yang luas dan besar,” imbuhnya. (ziz)